Bukalah berbagai kamus, kita akan temukan berbagai
definisi Bahagia. Kita tahu maknanya, tapi mungkin tak penting membahasakannya
dalam rangakaian kata yang rumit.
Hampir setiap hari saya bertemu beberapa orang tukang
kebun di depan kampus saya, mereka menyiram bunga, makan pagi dan siang
bersama, mencambuti rumput dan merawat tanaman. Sebagian dari mereka sesekali
membawa anak kecil bersama mereka, anak menunggu sambil bermain. Terlihat
begitu nyaman dengan profesi mereka. Bahagia yang tidak hanya sebuah kata,
nyaman dan menikmati profesi adalah sebuah aplikasi yang sebenarnya dapat
ditularkan untuk jenis profesi lainnya.
Bagi sebagian orang, tayangan YKS adalah sampah. Bagi
sebagian orang lainnya YKS adalah Bahagia, sebuah aplikasi dan bukan sekedar
kata. Mereka tak perlu repot berfikir etika, moral dan kebobrokan dalam sebuah
tayangan. Cukup mantengin televisi, ikut menari seronok, melupakan politik, dan
Bahagia.
Bagi sebagian orang, Bahagia adalah mengkritik dan
menulis segala kejelekan calon Presiden yang didukungnya.. disini Bahagia
adalah kata, saya percaya manusia yang mampu menulis adalah manusia yang
berfikir, dengan berfikir sedikit banyak pasti hati nurani nya ikut bermain,
maka Bahagia disini bukanlah sebuah aplikasi. Tujuan tertentu terkadang jadi faktor pencetus lahirnya tulisan-tulisan hebat dengan isi-isi "hebat".
Mungkin bagi Nanik S. Dayang, Bahagia adalah rangkaian
kata-kata terstruktur yang tersimpan dalam memori dan literature, yang kemudian
tumpah dalam tulisan-tulisan jurnalistis. Apapun itu isinya, penulisnya adalah
saya, mungkin begitu yang ia fikirkan saat ia ingin mengaplikasikan “Bahagia”
nya. Namun, bagi orang lain Bahagia adalah ketika kita mampu menempatkan diri
dalam kendali-kendali. Menulis sebuah seri cerita dengan plot yang zig zag akan
menciptakan sebuah penilaian bagi jurnalis tersebut, bukan bagi tokoh utama
dalam plot tersebut. Maka lahirlah para kritikus-kritus yang kemudian juga ingin
“Bahagia” karena bisa berusaha menghentikan “fitnah” berkelanjutan. Ini nyata, Bahagia adalah sebuah aplikasi.
Bola, si kecil bundar yang membuat milyaran orang
Bahagia dan Tak Bahagia dalam kurun waktu sebulan ini. Siapapun jagoan anda,
dia tetap membuat anda “Bahagia” dengan permainan nya. Anda berteriak,
meluapkan emosi positif dan melompat-lompat saat Goal akan tercipta. Mencoba
memperluas makna “Bahagia” bagi diri sendiri, tahun ini saya mencoba mengenal Bola, ternyata Bahagia nya
tak sekedar kata.. Karena tak hanya Bola yang membahagiakan saya, tapi
teman-teman dan juga adegan ngemil malam yang tak pernah dirasakan sebelumnya.
Ingat, di sudut sana ada orang-orang yang memaknai musim World Cup ini
sebagai Bahagia, yang hanya sebuah kata. Karena judi adalah nikmat dunia.
Orang bijak pernah berkata : Anda bertanggung jawab untuk
kebahagian anda sendiri”. Baiklah, saya akan dalami makna nya. Karena bagi
saya, ketika Kebahagiaan kita dapat kita tularkan, maka itulah Bahagia.. yang
tidak hanya sebuah Kata, namun juga Aplikasi nyata.. terlihat, tersentuh,
terucap, dan tersebar..
Selamat menjalankan ibadah Puasa di bulan Ramadhan..
memeluk Bahagia dalam 1 bulan, untuk 11 bulan lainnya.
Thailand, 8 Ramadhan 1435 H / 6 Juli 2014
(dalam rindu mendalam untuk orang-orang tercinta)
No comments:
Post a Comment